SELEBRITI UPDATE

Gunung Merapi Meletus

I'm gonna be like you, Dad

Posted on Jan 6, 2009 and filed under . You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0 . You can leave a response or trackback to this entry from your site

 
Suatu Hari suami saya rapat dengan beberapa rekan bisnisnya yang kebetulan mereka sudah mendekati usia 60 tahun Dan dikaruniai beberapa orang cucu. Di sela-sela pembicaraan serius tentang bisnispara kakek yang masih aktif itu sempat juga berbagi pengalaman tentang kehidupan keluarga di masa senja usia.
 
Suami saya yang kebetulan paling muda Dan masih mempunyai anak balitamendapatkan pelajaran yang sangat berhargadan untuk itu saya merasa berterima kasih kepada rekan-rekan bisnisnya tersebut. Mengapa? Inilah kira-kira kisah mereka.
 
Salah satu dari mereka kebetulan akan ke Bali untuk urusan bisnisdan minta tolong diatur tiket kepulangannya melalui Surabaya karena akan singgah kerumah anaknya yang bekerja di sana .
 
Di situlah awal pembicaraan "menyimpang" dimulai. Ia mengeluh" Susah anak saya inimasak sih untuk bertemu bapaknya saja sulitnya bukan main."
 
"Kalau saya telepon dulupasti nanti dia akan berkata jangan datang sekarang karena masih banyak urusan. Lebih baik datang saja tiba-tibayang penting saya bisa lihat cucu."
 
Kemudian itu ditimpali oleh rekan yang lain.
 
"Kalau Anda jarang bertemu dengan anak karena beda kotaitu masih dapat dimengerti" katanya.
 
"Anak saya yang tinggal satu kota sajaharus pakai perjanjian segala kalau ingin bertemu."
 
"Saya Dan istri kadang-kadang merasa begitu kesepiankarena kedua anak saya jarang berkunjungpaling-paling hanya telepon."
 
Ada lagi yang berbagi kesedihannyaketika IA Dan istrinya mengengok anak laki-lakinyayang istrinya baru melahirkan di salah satu kota di Amerika.
 
Ketika sampai Dan baru saja memasuki rumah anaknyasang anak sudah bertanya"Kapan Ayah Dan Ibu kembali ke Indonesia ?"
 
"Bayangkan! Kami menempuh perjalanan hampir dua haribelum sempat istirahat sudah ditanya kapan pulang."
 
Apa yang digambarkan suami saya tentang merekaadalah rasa kegetiran Dan kesepian yang tengah melanda mereka di Hari tua. Padahal mereka adalah para profesional yang begitu berhasil dalam kariernya.
 
Suami saya bertanya"Apakah suatu saat Kita juga akan mengalami hidup seperti mereka?" Untuk menjawab itusaya sodorkan kepada suami saya sebuah syair lagu berjudul Cat's In the Cradle karya Harry Chapin. Beberapa cuplikan syair tersebut saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia agar relevan untuk konteks Indonesia .
 
Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap untuknyasehingga sibuk aku mencari nafkah sampai 'tak ingat kapan pertama kali IA belajar melangkah. Pun kapan IA belajar bicara Dan mulai lucu bertingkah.
 
Namun aku tahu betul IA pernah berkata"Aku akan menjadi seperti Ayah kelak"
 
"Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak"
 
"Ayahjam berapa nanti pulang?"
 
"Aku tak tahu 'Naktetapi Kita akan punya waktu bersama nantidan tentu saja Kita akan mempunyai waktu indah bersama"
 
Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluhIa berkata"Terima kasih atas hadiah bolanya Ayahwah .... Kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola"
 
"Tentu saja 'Naktetapi jangan sekarangAyah banyak pekerjaan sekarang"
 
Ia hanya berkata"Oh ...."
 
Ia melangkah pergitetapi senyumnya tidak hilangseraya berkata"Aku akan seperti ayahku. Yabetul aku akan sepertinya"
 
"Ayahjam berapa nanti pulang?"
 
"Aku tak tahu 'Naktetapi Kita akan punya waktu bersama nantidan tentu aja Kita akan mempunyai waktu indah bersama"
 
Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliahBegitu gagahnya iadan aku memanggilnya"Nakaku bangga sekali denganmududuklah sebentar dengan Ayah"
 
Dia menengok sebentar sambil tersenyum"Ayahyang aku perlu sekarang adalah meminjam mobilmana kuncinya?"
 
"Sampai bertemu nanti Ayahaku Ada janji dengan kawan"
 
"Nakjam berapa nanti pulang?"
 
"Aku tak tahu 'Yahtetapi Kita akan punya waktu bersama nanti Dan tentu saja Kita akan mempunyai waktu indah bersama"
 
Aku sudah lama pensiundan anakku sudah lama pergi dari rumahSuatu saat aku meneleponnya. "Aku ingin bertemu denganmuNak"
 
Ia bilang"Tentu saja aku senang bertemu Ayahtetapi sekarang aku tidak Ada waktu. Ayah tahupekerjaanku begitu menyita waktudan anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa berbicara dengan Ayahbetul aku senang mendengar suara Ayah"
 
Ketika IA menutup teleponnyaaku sekarang menyadariDia tumbuh besar persis seperti akuYa betulternyata anakku "aku banget".
 
Rupanya prinsip investasi berlaku pula pada keluarga Dan anak. Seorang investor yang berhasil mendapatkan return yang tinggiadalah yang selalu peduli Dan menjaga apa yang diinvestasikannya. Saya sering melantunkan cuplikan syair tersebut dalam bahasa aslinya"I'm gonna be like youDadyou know I'm gonna be like you"
FREE Animations for your email - by IncrediMail! Click Here!

0 Responses for “ I'm gonna be like you, Dad”

Leave a Reply

Jangan Meninggalkan Komentar yang mengandung unsur SARA, karena akan dihapus oleh Admin, Terima Kasih

Recently Commented

Recent Entries

Photo Galery