
Perjuangan seorang ibu saat melahirkan anaknya memang sangat berat. Hal itu pulalah yang dirasakan oleh
Wulan Guritno . Walau proses persalinan kali ini bukan yang pertama baginya, namun ia mengaku persalinan yang kedua ini lebih melelahkan. Berbeda dengan saat ia melahirkan Shalom, putri pertamanya, yang tak memakan waktu terlalu lama.
"Proses kelahiran tentunya nggak sama. Meskipun saya pernah melahirkan dan rasa sakitnya itu sama, tapi pasti beda, ada yang sebentar, ada yang lama. Dan saat melahirkan Shalom, saya nggak makan waktu terlalu lama. Kalau anak yang kedua ini, masuk ke rumah sakit tanggal 6 kemarin. Karena prediksi dokter tanggal 7 bisa melahirkan, tapi ternyata tanggal 8 jam 11.22 baru saya melahirkan. Saya berasa sakit dan mules itu sekitar subuh tanggal 8. Saat itu baru pembukaan 6 atau 7. Memang sangat melelahkan dan menyakitkan, tapi sekaligus juga membahagiakan," papar Wulan dalam sebuah preskon yang digelar di RS Pondok Indah, Jumat (9/7).
Dan saat menjalani proses persalinan putri keduanya, Wulan sempat menyerah karena merasa tak kuat lagi melanjutkan proses persalinan secara normal.
"Ada satu titik di mana saya merasa udah nggak kuat lagi. Saya melihat mata suami saya, saya bilang, 'Saya udah nggak kuat. Tolong bantu saya, caesar lah atau apa'. Tapi suami sangat tenang. Dia bilang ke saya, 'kamu kuat'. Dan alhamdulillah, semuanya berjalan lancar," imbuhnya.
"Kemaren saya berasa capek banget. Karena mules itu saya nggak bisa tidur. Semakin bertambah jam itu semakin bertambah sakit. Saat pembukaan terakhir itu nggak kuat mengejan, karena malemnya nggak bisa tidur. Tapi karena adanya support suami dan orang-orang yang saya sayangi, seperti eyang, Shalom dan kerabat lainnya, itu jadi satu semangat tersendiri. Padahal saat itu saya udah lemes. Pikiran saya udah seperti sepak bola, pas banget. Jadi saya melahirkan dengan banyak supporter. Alhamdulillah selamat ibu dan bayinya," lanjut Wulan.
Lantas, kenapa Wulan memilih melahirkan secara normal daripada caesar? Semua orang tahu bahwa melahirkan secara normal pastinya akan lebih menyakitkan dan melelahkan.
"Memang udah niatan awal, Shalom saya juga melahirkan secara normal. Saya pengen memperlakukan anak saya, sama. Kebetulan rencana saya diijinkan oleh Tuhan, meskipun sempat udah nggak kuat. Menurut saya ini lebih bagus buat saya dengan melahirkan normal. Karena bisa jadi kalau caesar, saya bete sendiri, karena pemulihannya pasti lama. Kalau normal 40 hari aja bisa langsung pulih. Jadi body saya bisa langsung langsing," tandasnya.
Sementara soal nama sang jabang bayi yang terkesan kebarat-baratan, yakni London Abigail Dimitri, Wulan menjelaskan hal itu tak ada hubungannya dengan orang Inggris.
"Nama nggak ada hubungannya dengan saya yang orang Inggris. Memang saya suka nama itu, kedengarannya enak. Dan juga artinya bagus. London itu artinya 'rule of the world'. Abigail itu malaikat. Dimitri itu kerendahan hati. Jadi bisa diartikan malaikat yang menaklukkan dunia dengan kerendahan hati," jelasnya.
"Emang saat hamil itu kita udah mempersiapkan dua nama. Kalau untuk laki-laki itu namanya Mikhail Alessandro Dimitri. Nah, karena ini perempuan, jadi yang kita kasih nama London sesuai dengan yang kita persiapkan. Sebenarnya kita udah tau jenis kelaminnya dari masa kehamilan 4 bulan. Saya sendiri pengennya cewek, kalau Shalom laki-laki. Kalau Dilla apa aja. Alhamdulillah keinginan saya yang terkabul. Mungkin nanti untuk yang ketiga laki-laki, insya Allah," imbuhnya.
Bagaimana dengan ASI ekslusif? Bicara soal itu, Wulan mengaku langsung melakukan inisiasi pada bayinya sesaat setelah dilahirkan.
"Saat baru aja lahir bayi langsung melakukan proses inisiasi. Jadi sambil saya dijahit, bayi langsung melakukan inisiasi. Dan nggak lama dia langsung nyusu sekitar 1,5 jam. Jadi meskipun saya melihat benangnya untuk menjahit saya itu, tapi saya udah nggak ngerasain. Bayi juga sempat diadzani dulu. Rencananya saya akan ngasih ASI ekslusif minimal 6 bulan. Karena sekarang kan meskipun tetap kerja, tapi tetap bisa ngasih ASI ekslusif. Jadi ASI-nya dipompa trus dimasukkan ke tabung, trus dimasukkan ke freezer. Itu bisa bertahan sampai 6 bulan. Jadi nggak ada masalah untuk ngasih ASI ekslusif," paparnya.
Adilla yang secara langsung mendampingi istri saat melahirkan, mengalami pengalaman bathin tersendiri. Menurutnya, momen tersebut membuatnya makin respek sama ibu, istri dan juga perempuan pada umumnya.
(kpl/ato/bun)